Tuesday 22 January 2013

[Fanfic Detective Conan] selalu ada harapan

Hari ini satu oktober, hari ulang tahun putri satu-satunya dari detektif terkenal Kogoro Tidur, Ran Mouri. Hari yang telah ditunggu oleh Ran selama beberapa minggu ini, dua hari yang lalu dia masih berharap bahwa hari ini akan segera tiba, tapi kini dia justru menginginkan waktu akan berhenti, dia ingin meyakinkan dirinya bahwa apa yang dibicarakan Shinichi dua hari yang lalu akan benar-benar terjadi. Ran kembali mengingat saat dia menerima telpon dari laki-laki yang sangat dirindukannya itu.

*** 29 September
Ran sedang melamun, berdiri didepan jendela kamarnya, bahkan ketika telpon gengamnya berbunyi dia nyaris tidak menyadarinya. Telpon itu sudah berdering lima kali saat ran akhirnya tersadar oleh suara deringnya yang semakin besar,

"Moshi moshi?" Jawabnya tanpa melihat nama penelpon yang tertera dilayarnya.

"Ohayu, Ran-chan." Terdengar jawaban dari sebrang telpon, "Oh!" Pekik Ran ketika dia menyadari suara yang dikenalnya, suara yang tak mungkin salah dikenalinya walaupun dia sedang dalam keadaan tidak sadar, suara yang selalu datang dari dalam surga pribadinya. Dia menyesal tidak melihat lebih dahulu layar telponnya tadi, setidaknya dia bisa mempersiapkan dirinya agar tidak terdengar menyedihkan seperti ini, dia memang baru saja menagis--- lagi.

"Kudo-kun?" Jawabnya dengan suara yang masih agak tercekat.

"Ya, ini aku. Apa kabarmu Ran-chan? Oh ada apa dengan suaramu?"

"Dasar maniak kasus bodoh, kenapa kau tidak mengabari jika ingin menelpon?" Ujar Ran sambil menghapus sisa-sisa air matanya dan menarik nafas agar suaranya tidak membuka rahasianya bahwa, sekali lagi, dia baru saja menangisi orang yang sedang bicara dengannya ini. "A-aku baik-baik saja, dan suaraku tidak apa-apa. Kau sendiri?"

"hahaha..." Terdengar suara tawa Shinichi yang sangat dirindukannya. "Aku juga baik-baik saja. Jangan bilang kau habis menangis, kau masih saja tetap cengeng." Ledek Shinichi.

"Oh diamlah, aku tidak menangis tahu." Suaranya yang masih bergetar justru malah mengkhianatinya.

"Sudah Ran-chan, jangan bersedih. Aku akan memberitahumu sesuatu yang akan membuatmu senang. Aku tak lupa hari specialmu awal oktober nanti, jadi kita akan bertemu."

Mendengar apa yang diucapkan Shinichi membuatnya tak bisa berkata apa-apa, ratusan pikiran berdesakan masuk kedalam kepalanya. Ini adalah sesuatu yang sangat diinginkannya, setelah satu tahun tak pernah bertemu lagi dengannya. Tapi jika setelah ini Shinichi pergi lagi, lebih lama dari sebelumnya, akankan ia sangup? Mengulang lagi untuk menenangkan hatinya dari awal.

"Ran? Apa kau baik-baik saja ?" Ujar Shinichi yang agak binggung dengan diamnya Ran.

"Oh, ya tentu. Umm Apakah kau akan benar-benar pulang?" Tanyanya memastikan, dia tak ingin terlalu mengharapkan yang tak pasti.

"I-iya, kurasa aku sedikit merindukanmu, jadi tak ada salahnya meninggalkan kasus yang sedang kutangani sejenak." Ujar Shinichi ceria, sejenak Ran membayangkan cengirannya ketika dia sedang membicarakan kasus.

"Baiklah, aku akan menunggumu. Satu Oktober, tidak boleh lewat. Jika kau tak datang aku tak mau bertemu denganmu lagi." Dan aku tak mau itu terjadi, tambahnya dalam hati.

"Seorang detektif tak akan melupakan janjinya, baiklah. Sampai jumpa nanti. Selamat tidur"

"Selamat tidur, Shinichi-kun." Jawab Ran yang masih memikirkan banyak hal. Tentu dia akan menunggu Shinichi dan dia ingin hari itu cepat tiba.

Sekarang, Ran berdiri ditempat yang sama saat ia menerima janji itu dari Shinichi, bersiap untuk pergi kekampusnya--- hari terakhir sebelum kelulusan, sekaligus mempersiapkan diri entah dari apa yang akan terjadi nanti. Apakah Shinichi akan datang atau tidak? Dia tidak ingin terlalu berharap, akan terlalu sakit jika harapan itu ternyata hanya harapan kosong. Ran menghela nafasnya dan membuka pintu, disanalah ia melihat seorang laki-laki yang selalu ditunggunya, Shinichi Kudo, bersandar santai ketembok dengan kedua tangannya diatas kepala.

"Ohayou Gozaimasu, Ran-chan." Sapanya dengan cengiran khas yang menghiasi wajah tampannya.

"Oh!" Hanya itu yang keluar dari bibir Ran. Dia terkejut karna ternyata Shinichi benar-benar datang. "Ada apa denganmu? Kau seperti melihat hantu," ujar Shinichi sambil memegang kening Ran, seketika wajahnya memanas, tak ada hubungannya dengan cuaca, Ran memalingkan wajahnya, menutupi rona merah dipipinya.

"Kukira kau tak akan datang, kemana saja kau selama ini?" Susah payah Ran menahan untuk tidak menambahkan Aku sangat merindukanmu Shinichi, aku tak ingin melihatmu pergi lagi. "Ada kasus sulit yang sedang aku tangani, lupakan tentang kepergianku. Jadi? Selamat ulang tahun Ran-chan." Cengiran itu terpeta lagi diwajahnya, dibingkai dengan rambut hitamnya yang berantakan. "Terima kasih Shinichi," dia tersenyum,"apakah kau datang hanya untuk mengucapkan itu dan lalu pergi lagi?" Tanya Ran dengan suara pelan.

Tetapi Shinichi tidak menjawab, seolah-olah dia tidak mendengarnya. Dia berjalan santai disampingnya sambil melihat langit. Ran hanya menatapnya, tidak berani bertanya hal yang tidak ingin didengar jawabannya jika jawaban itu adalah iya. Tiba-tiba Shinichi menarik tangannya, "Ayo Ran-chan cepat selesaikan urusan kelulusan kita, aku akan menunjukan sesuatu padamu malam ini." Mereka berlari sampai disekolah.

Semua terasa sangat cepat seolah-olah jam berputar dua kali dari kecepatan normalnya, dia berjalan pulang bersama Shinichi yang akan menemuinya kembali di Restaurant puncak hotel Haido City. "Berdandanlah yang cantik untuk nanti malam." Ucap Shinichi sambil tertawa, wajah Ran kembali memerah, "Jika kau terus mengodaku akan kubuat wajahmu tidak tampan lagi, kau dengar itu Kudo?" Geramnya kesal. "Terima kasih telah menyebutku tampan, sampai ketemu nanti." Teriaknya dari ujung jalan sambil melambaikan tangan. Mau tak mau Ran mengeleng dan tersenyum melihatnya. Tak sabar untuk nanti malam.

***
Ran menunggu ditempat yang telah ditentukan, 30 menit telah berlalu dan Shinichi belum juga datang, Ran mulai berpikir apakah tadi pagi hanyalah mimpi? Sebenarnya Shinichi belum pulang dan tidak akan pernah pulang?

Tak lama kemudian Ran dikagetkan oleh seseorang yang berdiri dibelakangnya, orang itu menunjukan sebuah cincin kepadanya dari belakang, belum sempat dia menoleh untuk melihat siapakah orang itu, terdengar suara yang dikenalnya, "Selamat ulang tahun Ran-chan." Suara itu begitu merdu sampai ia tak bisa mengerakan seluruh ototnya. Akhirnya Ran berdiri dan berbalik untuk memeluk laki-laki yang selama ini ditunggunya, sebisa mungkin memasukan semua perasaannya kedalam pelukan itu, "Maafkan aku karna selalu meninggalkanmu." Ucap Shinichi pelan.

Ran melepas pelukannya hanya untuk melihat wajah Shinichi, "Tak perlu meminta maaf, cukup berjanji untuk tidak melakukannya lagi," isak Ran. Shinichi mengapus air matanya, dan mengangkat satu tangan Ran, memakaikan cincin yang sudah dipersiapkannya jauh-jauh hari.

"Menikahlah denganku, dan aku akan berjanji tak akan melakukan hal apapun yang membuatmu menangis lagi."

Ran hanya memandang tak percaya, matanya memandangi cincin dijari manisnya lalu beralih kewajah tampan pria dihadapannya. Dia tersenyum bahagia dan hanya mengangukan kepalanya dengan perlahan. Pikirannya seakan melayang, dan semakin melayang ketika Shinichi mendekatkan wajahnya, dan menciumnya.

"Berjanjilah ini air mata terakhirmu untukku," bisik Shinichi. "Aku berjanji," jawab Ran dengan suara yang hampir menghilang. Shinichi memeluknya, dan dia membalas pelukan hangat itu, tak akan pernah ia melepaskannya lagi sekalipun pilihannya antara hidup dan mati.

"Tolonglah berusaha untuk tidak meninju tembok agar cincinnya tidak rusak, bisakan?" Gurau Shinichi, dan Ran hanya tertawa tertahan didalam pelukan laki-laki yang sekarang tak akan pernah ia tangisi lagi. Sepanjang hari akan terus diisi tawa dari setiap gurauannya. Tak akan ada lagi tangis, sekarang, cincin dijarinya seakan melingkar lebih kuat lagi.

TAMAT
@Selvianasf/@s_fzh

Monday 7 January 2013

Hogwarts teachers ?

Jika kamu menjadi salah satu guru di Hogwarts, kamu ingin menjadi siapa? Alasannya?
Pertanyaan diatas diajukan oleh Meme.

Beberapa hal yang langsung di Imajinasikan otak kananku

Mata pelajaran yang pasti asik...

Di luar ruangan...

Bukan hanya bergulat dengan buku-buku tebal, tetapi dengan sedikit tantangan...

Menemukan hal baru...

Hanya satu jawaban yang paling menarik dari banyak  Guru menarik di hogwarts ...

RUBEUS HAGRID
"Guru Pemeliharaan Satwa Gaib "


Jika ditanya apa alasannya, jawabannya cuma satu... BANYAK !

Karna dapat dipastikan bukan hanya satu-dua hal menarik yang bisa ku dapat jikalau Kepala Sekolah Hogwarts memberikanku pekerjaan seperti pekerjaan Hagrid ini, tapi ada ratusan, oke bukan ratusan mungkin ribuan, ribuan hal menarik yang akan ku dapat, mengingat jumlah Satwa Gaib yang tersebar di seluruh dunia cukup banyak dengan berbagai kelebihan dan keunikan yang mereka miliki masing-masing.

Dengan menjadi Hagrid si guru Pemeliharaan Satwa Gaib aku bisa mempelajari semua hewan-hewan gaib itu, dan bisa membagikan hal-hal menarik yang kudapat kepada murid-murid Hogwarts, dan mungkin bisa mengembangbiakan beberapa spesies Satwa Gaib itu bersama-sama.

Hal menarik untuk dikerjakan, eh? Alih-alih duduk dibelakang meja dengan tumpukan buku yang tebalnya tak kurang dari 100 halaman seperti Professor Cuthbert Binns  dan yang dapat dilakukan hanyalah memberi Teori membosankan kepada para murid yang mengantuk. Menjabarkannya saja membuatku mengantuk (...) Jujur saja aku bukan orang yang senang dengan teori jadi aku lebih memilih menjadi Hagrid guru PSG yang santai (hanya jika kau berpikir kalau mengurus Hewan yang bisa membuatmu kehilangan tanggan itu adalah sesuatu yang santai).

Bayangkan saja pelajaran Pemeliharaan Satwa Gaib, bukankah akan sangat menyenangkan belajar dikelilingi pepohonan dengan bermacam-macam hewan gaib yang penuh dengan keunikan mereka, seperti Skrewt Ujung meletup
Skrewt ini sangat pemarah, bisa meletup kan api dari ujungnya setiap saat, dan... oke okee baiklah mungkin Skrewt terlalu mainstream, tapi Unicorn akan sangat menyenangkan kan? Cantik, Ajaib, dan mengagumkan.

Dibanding dengan guru-guru lainnya yang hanya mengajar dengan buku tebal ditangan mereka, lebih asik jadi Guru Pemeliharaan Satwa Gaib, mengajar hewan-hewan menakjubkan seperti Unicorn, dan hewan sepintar Thestral.

Inilah alasan mengapa saya lebih memilih menjadi guru Pemeliharaan Satwa Gaib.


Menebar ilmu kepada penyihir-penyihir kecil, sehingga suatu saat mereka akan menyadari betapa bergunanya hewan-hewan gaib ini bagi para penyihir.
Sttt... mungkin nanti salah satu dari murid-murid Hagrid ada yang berhasil meninabobokan Naga Ekor Berduri Hungaria tanpa terbakar :D

Aku hanya berharap tak perlu menumbuhkan Jengot dan membuat badanku sebesar Manusia Setengah Raksasa untuk mengajar pelajaran ini  :D